Kesaksian Ki Shadri
Jelek-jelek juga ternyata ada saja orang-orang yang kangen kepada Ki Shadri. Gak banyak sih, tapi beberapa orang bertanya, kemana saja Ki Shadri, kok sudah lama gak muncul facebook-an ? :-). Dan ternyata, berdasarkan kesimpulan hasil penelitian seorang Satgas PMH (Pisang Molen Haneut) ¹), bernama Dini Indrayani, diketahui Ki Shadri itu sedang sedikit ngambek pada facebook. Masalahnya karena usaha dia nge-add seorang artis cantik yang dikaguminya supaya jadi friend di account facebook-nya, tak kunjung di confirmed juga. Padahal Ki Shadri sudah sering me-wirid-kan bacaan yang sering disampaikan artis yang satu ini, “I like it, good job …”.
Bahkan menurut informasi dari Satgas PMH itu, ada agen CIA (Cabe Importers Association) ²) yang sudah mengetahui dimana keberadaan Ki Shadri selama ini. Ternyata, eh ternyata … Ki Shadri saat ini sedang sibuk mempelajari bagaimana caranya twitter-an. Dan sudah puluhan tokoh yang Ki Shadri follow di dalam twitter supaya dia bisa update terus status mereka. Dari kalangan ulama, pejabat, seniman, budayawan, aktivis LSM, profesional dan lain-lain. Selain itu, masih informasi dari telik sandi yang bisa dipercaya, Ki Shadri sedang mencoba belajar blogging menggunakan wordpress karena selama ini dia baru mengenal Blogspot saja. *Jiaaah… kayak orang aja..*
Kenapa eh kenapa Ki Shadri terus menjelajah beberapa media gaul ini ? Karena eh karena dia sudah agak bosan membaca koran, membaca media berita online, memperhatikan berita, wawancara dan diskusi di televisi. Hal ini bisa terlihat dari reaksi Ki Shadri setelah membaca atau menonton media yang disebutkan itu, terkadang dia menggeleng-gelengkan atau menggaruk-garuk kepalanya atau bahkan ngedumel. Dan setelah itu seringkali dia berkata : “Kok gak ada ya berita baik di negri ini ? Kalau bencana alam sih masih bisa dengan sabar kita terima. Tetapi banyak sekali musibah akibat human error terjadi berulang-ulang, kenaikan harga kebutuhan pokok dan rebutan lapak pemenuhan nafsu kerakusan”. Dan yang membuat dia lebih kesal lagi, kenapa para juragan di negri ini dengan bangga menceritakan apa yang mereka sebut pencapaian yang sangat fantastis. Sebagai rakyat biasa, Ki Shadri tidak kenal angka-angka statistik, dia hanya tahu kalau makannya saat ini kurang berselera akibat kenaikan harga cabe yang sangat fantastis setelah kenaikan harga-harga bahan pokok lainnya.
Lalu pikiran Ki Shadri melayang melakukan flash back terhadap kejadian-kejadian beberapa tahun lalu. Saat para juragan itu berkampanye supaya dipilih. Ki Shadri masih memaklumi kalau mereka melakukan pencitraan terhadap diri dan kelompok mereka pada saat itu. Masih wajar lah, janji-janji dan pencitraan dilakukan oleh para kandidat karena hal ini memang sudah menjadi budaya di berbagai negri di dunia, termasuk di Negara yang katanya paling demokratis sekalipun.
Tapi ketika pencitraan itu masih dilakukan setelah mereka terpilih, agaknya hal inilah yang membuat Ki Shadri jadi sangat penasaran tentang apa sih sebenarnya “pencitraan” itu. Setelah lama mengernyitkan dahi sampai dua ujung alisnya hampir beradu, akhirnya Ki Shadri memiliki kesimpulan sendiri tentang pengertian pencitraan. Menurut dia pencitraan itu sama dengan kamouflase, penyamaran, pemolesan, menutupi-nutupi kekurangan, menyampaikan kebaikan-kebaikan saja, bahkan menyiasati agar berbagai keburukan atau kekurangan itu tidak terlihat.
Sambil tersenyum sinis, Ki Shadri berkata kepada Ki Fuad, sahabatnya : “Lalu apa bedanya dengan kelakuan Abdullah bin Ubay dan kelompoknya, yakni orang-orang munafik di masa Kanjeng Nabi saw. Mereka menampakkan kebaikan di hadapan kaum mukminin padahal apa yang ditampakkan itu tidak sama dengan kenyataannya”.
Lalu tidak seperti biasanya, Ki Fuad menyepakati pendapat Ki Shadri, dia berkata : “Benar Shadri, Kanjeng Nabi juga kan menyebutkan ciri-ciri orang munafik itu adalah jika berkata dia berdusta, jika berjanji dia menyalahi janjinya dan jika diberi amanat dia berkhianat”.
Obrolan mereka berdua terus berlangsung hingga membahas istilah “bedebah” yang disampaikan oleh Adi Massardi di dalam puisi yang dibacakannya di dalam salahsatu stasiun televisi.
¹) Satgas PMH (Pisang Molen Haneut), bukan Pemberantasan Mafia Hukum yang ini mah
²) CIA (Cabe Importer Association), sebuah perkumpulan para saudagar yang sebentar lagi akan terbentuk sehubungan dengan mahalnya harga cabe kalau orang-orang Indonesia menanam sendiri, barangkali kalau melakukan import akan lebih murah seperti sudah terjadi pada barang-barang lainnya
“Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (orang-orang) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan itu”. (Al Munafiquun : 2)
Kesaksian Ki Shadri
Kesaksian Ki Shadri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar