Afganistan-Uzbekistan-Pakistan-Magetan-Pacitan

April 2010
Kesaksian Ki Shadri

Sore itu Ki Shadri dan Ki Fuad sedang berdiskusi tentang teman mereka yang mengaku bahwa tanah kelahirannya, yaitu Magetan, dahulu sebelum dipindahkan, sebenarnya berada di kawasan Asia Tengah dan merupakan bagian dari Uni Soviet. Lihat saja, negara-negara yang berada di kawasan Asia Tengah dan Selatan, kebanyakan memiliki nama yang mirip, seperti Afghanistan, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Pakistan. Lha ini… Magetan dan gak jauh dari situ ada Pacitan… Kira-kira seperti itulah yang disampaikan Ki Fuad menirukan perkataan temannya yang memaksakan kehendak.


Bagi Ki Shadri, hal itu mungkin saja benar, karena selain memiliki kedekatan nama, di antara daerah-daerah yang disebutkan itu, ada juga kemiripan kebudayaan. Dia menjelaskan, kalau mendengar Afghanistan, di antara yang terlintas di pikiran kita adalah kelompok Taliban. Sebuah rezim militan yang terguling di tahun 2001 dan selalu dikaitkan dengan Osama bin Laden dan Al Qaeda. Banyak negara yang menyebut mereka dengan sebutan teroris, terlepas dari tepat atau tidaknya istilah tersebut.
“Lalu apa hubungannya dengan Magetan dan Pacitan, Shadri?”, kata Ki Fuad.
“Julukan negara sarang teroris itu diarahkakan juga ke negara kita karena mereka cukup bebas beroperasi disini dan sebagian besar mereka berkeliaran di pulau Jawa dan di antaranya di Jawa Timur”, jawab Ki Shadri maksa banget, padahal tetap tidak jelas bagian mana yang ada hubungannya dengan Magetan dan Pacitan? Hehe..

Kemudian Ki Shadri melanjutkan, “Nah, kalau mendengar Uzbekistan maka yang terlintas di pikiranku adalah kebesaran nama dan jasa ulama hadits terbesar, Imam Bukhary”.
Sambil mengangguk Ki Fuad berkata, “Oo.. iya ya.. Tapi apa hubungannya dengan Magetan dan Pacitan Shadri?”.
Ki Shadri menjawab, “Ada dong… di Jawa Timur itu banyak sekali pewaris Nabi, yang memahami hadit-hadits Nabi melanjutkan perjuangan Imam Bukhary”, Ki Shadri lagi-lagi memaksakan jawabannya dan lagi-lagi argumentasi ini tidak menjelaskan kaitan erat antara Uzbekistan dengan Magetan dan Pacitan.

Nah… kalau tentang Pakistan ada yang aku tahu, Shadri”, kata Ki Fuad, “Dan ada hubungannya terutama dengan Pacitan”. Seperti belum percaya Ki Shadri bertanya, “Apa coba?”.
“Pakistan itu pernah punya pemimpin hebat, seorang perempuan pertama yang memimpin negara muslim paska kolonialisme. Dia itu kharismatis, punya pendukung kuat, putri tokoh besar Pakistan pula dan hebatnya lagi, dia itu cuantik Bro… Benazir Bhutto binti Zulfikar Ali Bhutto, ente kenal dia ?”.
Ki Shadri menjawab : “Ya tahu, tapi apa hubungannya dengan Pacitan?”.
Ki Fuad menjawab, “Ente ini bagaimana? Katanya sering nonton infotainmen, sekarang kan lagi rame, ada artis perempuan seksi yang akan mencalonkan diri jadi Bupati Pacitan, mungkin saja terinspirasi oleh pemimpin Pakistan itu, hehe… Terus apa yang kamu tahu tentang Pacitan ?”, Ki Fuad balik bertanya.
Ya… Pacitan itu… katanya, soalnya saya belum pernah kesana ya... hihihi.. banyak goanya, itu merupakan potensi pariwisata yang bisa dikembangkan”, Ki Shadri menjawab menirukan jawaban artis balon Bupati Pacitan itu ketika diwawancara oleh salahsatu stasiun tv.
Sejenak terjadi keheningan, tapi kemudian kompak mereka berdua tertawa ngakak …

Selanjutnya Ki Shadri berkata : “Fuad.. Dalam agama kita itu mengangkat pemimpin hukumnya wajib, karena harus ada yang bertugas mengurus kepentingan umat. Jadi ide dasar mengangkat pemimpin itu adalah demi kemaslahatan umat. Makanya jarang orang yang mau jadi pemimpin karena tugasnya berat. Tetapi apabila umat memintanya maka dia harus mau”.
Ki Fuad menyela, “Jadi sekarang mau ngomong serius neh…”.
Ki Shadri melanjutkan, “Nah.. karena tugasnya berat maka pemimpin itu harus memiliki akseptabilitas dan kapabilitas”.
Tapi Ki Fuad menyela, “Bukannya pemimpin itu gak perlu pinter-pinter amat ? Buktinya sekarang banyak pemimpin yang pinter tapi kita masih saja hidup susah”.
Ki Shadri menjawab, “Logika berpikir ente yang terganggu, harusnya ente bilang begini, dengan orang pinter saja susah, apalagi oleh orang yang … begitulah”.
Ki Shadri selanjutnya berkata lagi, “Justru agama kita menekankan kapabilitas sebagaimana ada keterangan yang menyebutkan jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya”. Mungkin Ki Shadri masih merasa kurang, “Dan karena tujuan mengangkat pemimpin itu untuk kemaslahatan umat, maka harus diperhatikan niat orang yang menjadi pemimpin, kalau tujuan mengeruk kekayaan, popularitas atau kemenangan atas lawan politik, jangan-jangan sudah menyimpang dari tujuan mengangkat pemimpin yang sebenarnya *)”.
Selanjutnya Ki Shadri bertanya : “Kenapa ente senyum-senyum Fuad ?”. Ki Fuad menjawab “Gak… pemimpin itu kan teladan bagi yang dipimpinnya… Jangan-jangan ibu-ibu pegawai Pemda nanti pada buka kancing atas baju seragamnya ya…”.

*) “Kehancuran yang diakibatkan oleh dua ekor serigala yang dimasukkan ke kandang kambing tidak lebih besar dibandingkan kehancuran terhadap agama yang diakibatkan oleh kerakusan seseorang kepada harta dan kemuliaan”.
(H.R. Ahmad dan At Tirmidzi dari Ka’ab bin Malik)


Kesaksian Ki Shadri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar